Sabtu, 31 Maret 2012

No winding and no blinding

All the roads that we have to walk along are winding, and all the lights that leads us there are blinding..

Hm.. Abis baca status orang yang terpampang jelas di fesbuk beberapa hari lalu.. Entah menyiratkan kegalauan kah atw memang sedang tidak memiliki semangat untuk bangkit dari keterpurukan. Bertahan dalam sisa-sisa semangat karena habis ditinggalkan seseorang.. Karena sebelumnya memang Ia bercerita, bahwa ia break up. Ckckck

Hm.. Saya cuma bisa tersenyum.. Dan make a reflection.. Apakah saya pernah juga dalam posisi orang itu, dan bergalau-galau dengan mengatakan bahwa jalan yang kita lalui itu sulit, dan buta.. Tidak akan pernah ada cahaya..

tapi setelah itu saya pun hujamkan keyakinan bahwa saya tidak pernah punya keadaan karena sesuatu telah meninggalkan.
Apapun yang dicintai, apapun yang dikagumi, tak pernah saya posisikan berlebihan. Karena tak ingin akhirnya adalah kekecewaan and of course! Kegalauan yang menurut saya tak pernah punya arti baik buat diri pribadi.

Kalo saya mah yakin, bahwa tiap takdir yang ditorehkan Dia di Lauh Mahfudz, adalah yang terbaik untuk saya. Even those asked u to be more and more patient.

Pun juga karena saya selalu meyakini diri, bahwa hanya cinta Dia yang mendominasi. Selalu Dia Yang membersamai, sehingga saya pun tak pernah merasa sendiri. Agar tak ada kekecewaan, put ur trust on Him. Karena abadinya, sejatinya, hanya Dialah yang bisa ditaruh kepercayaan besar. Yang pastinya, tak kan pernah memberikan kekecewaan.
Harusnya juga sih, syapapun kita, when we decide to choose something, we have to spare a room to put the impossible possibility. Yap, agar tak banyak kecewa yang hadir, pun kita, juga harus memberikan ruang ketidakmungkinan dari setiap harapan yang hadir. Cinta, cita, mimpi. Anything.. :)
Biar tidak ada winding, tidak juga blinding lights. :)

Beside,
Jangan terlalu mencintai. Sewajarnya saja. Hingga ketika menemukan setitik noda di sana, kau tak lantas kecewa bahkan membencinya. :)