Selasa, 29 Maret 2011

Tingkah mereka yg membuatku tertawa

Lihat dia,, tampak senang dengan makanan favoritnya.. :)


 This is just for me!! i don't want to share it with anyone!! no one..

aku tak mau kalian berantem lagi.. sekarang baikan yaa.. :)

bunda, aku sangat bersyukur bisa hidup di dunia dengan pemandangan indah ini.. Tuhan sayang sekali padaku ya bunda..

Yang paling senang main air ataupun berenang itu anak2, karena sudah terbiasa berenang saat di dalam janin, anak sebenarnya tidak akan takut untuk berenang. Hanya karena traumatik yang secara tidak sadar diberikan oleh orang tua mereka memungkinkan mereka tak pandai berenang.

Suka gambar ini banget.. Like that so!! ^^

keceriaan mereka yang membuatku selalu tersenyum dan melupakan semua amarah..
kids, you always make me happy..:)
setelah bermain seharian, berlari-lari di dalam ruangan, dia tak sanggup lagi menahan kantuknya.. ZZZzzzzzzz...


ada gak yang lebih jenius dari anak ini? :D

anak-anak selalu membuat saya berpikir nyastra.. walau tak pernah bisa..
they always make me happy,, giving me a happiness.. and i always learn from them about it.. :

Tapi mereka selalu terlihat bebas, tanpa masalah. karena itulah yang membuat aku suka mereka.
calon generasi besar,, ide-ide dan gagasan terbaik mereka akan berbuah hasil pastinya untuk dunia..
Jadi inget,, ada puisi kahlil gibran untuk para anak..begini puisinya :
"Anakmu bukan Anakmu"
oleh Kahlil Gibran

Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka dilahirkan melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka, tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah masa depan,
yang tak pernah dapat engkau kunjungi, meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur, dan tidak pula berada di masa lalu

Engkau adalah busur-busur tempat anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian,
dan ia merenggangkanmu dengan kekuatannya,
sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan Sang Pemanah itu sebagai kegembiraan,
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat
Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap dan teguh
yup..kitalah busur itu..dan panah mengarah sesuai dengan arahan busur.. aku tak kan membiarkan calon panahku nanti, mengarah pada tujuan yang tidak benar.. dengan memberikan kebebasan pada mereka, tapi tetap memperhatikan mereka.. I LOVE them so much..

Selasa, 22 Maret 2011

IKHLAS...IKHLAS..IKHLAS..

Aku tak butuh pujianmu, aku tak butuh kesaksian kalian atas apa yang ku lakukan..
aku tak butuh senyum merekah dan sahut-sahutan yang meng elu-elukan diriku, lantaran ada sebilah kaca yang kusingkirkan dari tengah-jalan atau perjuangan menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran bahkan uang,  lantaran aku tetap menggeluti pekerjaan yang sedari dulu tak pernah ingin kutinggalkan.. bahkan kalian hanya menertawaiku.." hahaha,, buat apa masih tetap di sini, fah,, kok gak jadi berangkat ke Jerman?"
di dalam ruang gurun perjalanan menuju satu.. RidhaNya..
aku hanya ingin Dia yang memujiku.. membanggakanku di depan para malaikatNya, karena sikapku, karena pekerjaanku, karena sifatku yang membuat Ia mencintaiku.. aku hanya ingin Dia yang mencintaiKu.. karena aku percaya cintaNya, aku senang pujian dariNya. bahkan aku iri ingin seperti mereka yang selalu Ia banggakan di kitabNya yang penuh inspirasi qalbu.. aku ingin seperti mereka, masuk dalam daftar mereka yang Ia banggakan, yang membuat bidadari-bidadari surga, Ainil Mardhiyah sekalipun cemburu pada kami, cemburu padaku..

ya Rabb,, jangan Engkau hilangkan kerinduan ini yang sekarang selalu menyerang qolbu, untuk terus mendapatkan RahmatMu, untuk terus menyenangi perjalanan yang penuh liku, karena aku ingin menjadi bagian dari orang-orang yang Engkau sebut di FurqonMu ya Rabb..
karena aku ingin tetap berjuang di jalan penuh semak, lubang dan duri ini, walau duri menusuk pasti akan kutemui, walau semak harus dengan susah payah kubabat habis, demi jalan lapang dan luas mencari surgaMu..

aku hanya ingin keberkahanMu, aku hanya ingin Engkau yang melihat hasil kerjaku, Yang memuji kinerjaku, Yang senang menerima laporan kerjaku hasil auditing dari malaikat-malaikatMu di waktu pagi dan sore hari..
aku ingin seperti mereka yang Kau sebut dalam qur'an..



 Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.(QS. 48:29)
Ah,, aku ingin benar-benar masuk dalam daftar ini!!! :') dan... coba kita lihat tafsirnya.. :)
Orang-orang yang beriman itu selalu mengerjakan salat dengan khusyuk, tunduk dan ikhlas, mencari pahala, karunianya dari Allah dan keridaan-Nya.
Tampak di wajah mereka terlihat bekas sujud. Yang dimaksud dengan bekas sujud di sini, ialah air muka yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penuh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT., bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaran keimanan mereka. Mengenai cahaya muka seseorang ini, Usman ra berkata: "Adapun rahasia yang terpendam dalam hati seseorang: niscaya Allah SWT menyatakannya pada roman mukanya dan keseleo lidahnya". Sifat-sifat yang demikian itu adalah sifat-sifat yang terlukis dalam Taurat. Sifat-sifat mereka yang terlukis dalam Injil; ialah; para sahabat dan pengikut beliau semula sedikit, kemudian bertambah dan berkembang dalam waktu singkat seperti bijian yang tumbuh, mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting, kemudian menjadi besar dan berbuah sehingga menakjubkan orang yang menanamnya, karena kuat dan indahnya, sehingga menambah panas hati orang-orang kafir. Demikianlah agama Islam, Rasulullah saw dan para pengikutnya pada permulaan tumbuh dan berkembangnya. Kemudian kepada pengikut Rasulullah saw itu baik yang dahulu maupun yang sekarang Allah SWT menjanjikan pengampunan dosa-dosa mereka, memberi mereka pahala yang banyak, dan menyediakan surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah SWT yang demikian itu pasti ditepati.
Ilahana ya Allah,,, aku rindu.. aku ingin IKHLAS seperti mereka.. aku ingin menghilangkan rasa-rasa ujub yang menyayat hati.. :')

Kamis, 17 Maret 2011

Semangat GAMBARU!!!



Ahsanu 'amala...mujahadah...dicontohkan bangsa yang belum kenal Rabbul 'alamin.
BAgaimana dengan dengan kita?

Say YES to GAMBARU !

by Rouli Esther Pasaribu

Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah
tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang
mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena
tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto
gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni
gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama),
motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih
lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain
selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 yang cemen gitu2 aja yang
kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya... berhenti aja.
Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya :

"doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun
juga dan berusaha abis-abisan)

Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras"
dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter
ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti
keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas
persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan
itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada
dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa
dihadapi dengan gambaru, titik.).

Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga
ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah
hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh
gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang
tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga
boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai
itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37
derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi
sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia
melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di
tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis
Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang,
mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru
sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting
banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi
dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di
indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di
padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk
dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh
lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan
tsunami terparah dan terbesar di dunia.

Mencontoh TV kita . . . . . wajaaaaaaar banget kalo kemudian
pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini.
Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga
tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya
bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar
ala lagu-lagu Ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang
berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan
kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini
benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat
wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama
bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala Ebiet diputar di
stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam.
Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu
(lagu ala Ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak
negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong?

Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada

2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu
menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar
warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)

3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan
pemadaman listrik terencana

4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam

6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang
terkena bencana

7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga
yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar
bernilai banget harganya)

8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya
tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi
bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru,
yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan
sepenuh hati

9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :

*ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget,
tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di
tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara.
Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan
menyerah)

*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena
itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat
melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik
bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai,
lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan
bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat
yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah
Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya
terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa
dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa
dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU.
Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan
dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan.
Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua
kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka
tanyalah pada rumput yang bergoyang.....I guarantee you 100 percent,
selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat
sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. kalau ditilik
lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan
hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab
terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas
lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah,
ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru
ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan,
untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada
gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian,
kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir
juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya
mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh
sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga
akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw
ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat
lainnya.

Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang
menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan
beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang
adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life
adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu.
Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di
mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang
abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang
ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada
di sini, saat ini.

Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus,
di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau
di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga. Sebaliknya,
gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni
gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha
itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni
tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan
terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan
mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap
hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian
semuanya, orang-orang Jepang).

Share the happiness

Sabtu, 12 Maret 2011

Bukan kita yang membuat mereka Bahagia, tapi merekalah yang membuat kita bahagia

Adalah merupakan fitrah bagi anak-anak untuk senantiasa riang dan bahagia, dimanapun mereka berada. Kita bisa melihat di televisi misalnya, ketika terjadi musibah banjir, peperangan (ditenda pengungsi) dan lain-lain, anak-anak senantiasa riang gembira bermain bersama teman-temannya, seolah-olah mereka tidak perduli, dimanapun mereka tinggal. Ketika rumah dan daerahnya kebanjiran, mereka asyik berenang dan bermain dengan teman-temannya. Ketika ditempat pengungsian, merekapun asyik bermain riang gembira bersama teman-teman (baru) nya.
Jadi dimanapun mereka berada, tidak peduli apakah ditempat pemukiman yang mewah atau tempat kumuh, mereka senantiasa riang dan bahagia bermain dengan teman-temannya.Kita yang menyaksikan mereka tertawa gembira, terimbas pula kebahagiaan yang mereka ciptakan. Coba perhatikan matanya yang menyorot dengan tulus kepada kita, ketika kita mengajaknya bicara. Senyumnya yang selalu ikhlas kepada kita. Tidak pernah mereka berpura-pura kepada kita. Mereka tidak pernah mengungkapkan perasaannya dengan berpura-pura. Tidak ada kemunafikkan, kebohongan dan kelicikkan ketika kita melihatnya. Mereka berkata apa adanya, tersenyum apa adanya dan apapun yang ada pada perasaan mereka akan mereka ungkapkan dengan kepolosan yang murni.


Bukan kita yang membuat anak-anak bahagia, tetapi anak-anaklah yang membuat kita bahagia

Ketika mereka bertengkar dengan teman-temannya, sehebat apapun pertengkarannya, pasti akan berakhir dengan perdamaian. Tidak ada dendam dalam diri mereka. Coba perhatikan ketika seorang anak bertengkar karena memperebutkan mainan dengan temannya. Walaupun pertengkaran yang terjadi sedemikian hebatnya, ketika kita memisahkannya, sejurus kemudian mereka berdamai kembali, mereka lupa telah bertengkar hebat sebelumnya.
Bandingkan dengan kita! Kita kalah oleh mereka! Ketika kita bertengkar karena kesalahpahaman, maka walaupun sudah bermaaf-maafan, masih tersisa di hati kita perasaan dendam, yah… minimal perasaan tidak enak, gamang dan lain-lain ketika kita bertemu dengan orang yang pernah bertengkar dengan kita. Kita harus belajar dari mereka, belajar memaafkan dan belajar berdamai.

Bukan kita yang mengajarkan cara memaafkan kepada anak-anak, tetapi merekalah yang mengajarkan cara memaafkan kepada kita.

Kita tidak akan bisa mengalahkan stamina anak-anak. Energi mereka seolah-olah tidak ada habisnya. Mereka bisa bermain, berlari-larian, kejar-kejaran, pagi, siang bahkan malam hari, seolah-olah tanpa merasa letih. Kita akan letih kalau menemani mereka. Energi mereka terletak pada kepolosan mereka, keingintahuan yang besar, keceriaan, kebahagiaan, daya khayal mereka yang tinggi, dan terutama kebersihan perasaan mereka. Tidak ada siasat busuk, ambisi duniawi berupa keinginan harta atau jabatan dan kedudukan. Tidak ada itu semua! Inilah sumber energi terbesar mereka. Kita harus belajar dari mereka, bagaimana menjadikan itu semua sebagai sumber energi kita, sehingga kita bisa beraktifitas (beramal sholih) tanpa merasa letih dan bosan.

Bukan kita yang mengajarkan bagaimana hati yang bersih itu kepada anak-anak, tetapi merekalah yang mengajarkan bagaimana hati yang bersih itu kepada kita.
Mereka adalah makhluk tanpa dosa. Mungkin mereka melakukan kesalahan. Tetapi itu biasanya karena mereka tidak tahu, atau mungkin mereka sedang belajar. Belajar untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Belajar untuk mengetahui bagaimana reaksi kita (orang tua) terhadap kesalahan yang mereka perbuat. Tetapi sebesar apapun kesalahan mereka Allah SWT tidak akan meminta pertanggung-jawaban kepada mereka. Allah SWT tidak akan mencatatnya. Beda dengan kita. Kalau mereka melakukan kesalahan, kita langsung menghukumnya. Padahal Allah SWT tidak. Bagaimana kita disebut orangtua yang bijak, kalau Allah SWT yang Maha Bijaksana saja tidak menghukumnya? Apa hak kita menghukumnya, padahal mereka bukan milik kita, tetapi milik Allah SWT. Kita hanya dititipi. Allah SWT yang menciptakan mereka untuk kebahagiaan kita, bukan kita yang menciptakan mereka.
Tetapi kadang kita menghukumnya dengan alasan untuk mendidik mereka. Padahal didikan yang terbaik adalah dengan lemah lembut dan santun. Ajaklah dan bimbinglah mereka dengan cara yang baik, lemah lembut, dan dialog yang baik, sebagaimana Allah SWT mengajarkan kita untuk bersikap seperti itu. Allah SWT memerintahkan Nabi Musa AS untuk berda’wah kepada Firáun yang kejam dengan cara yang lemah lembut. Kepada Fir'aun yang dzalim saja harus lemah lembut, apalagi kepada anak-anak.


Farewells is the part of life..

For the first time i have to decided to making farewells. if u ask me question about farewells,, really. I DONT LIKE IT much!!! Especially, the farewells wasn't from the deep inside..  :(
 when i asked the reason, ahy i have to start the farewells into my friend who also had part of farewells, and why i must obey the instruction to making farewells which is i really loved about it,, she sent me some letter..







i do not like farewells ever, but we know if there is no farewells there is no companionship too.

people grow by repeatedly making mistakes,,

we know, just as there are sad farewells,
there are farewells for departures n farewells for facing the futures.

and we know that the only certainty is that separation makes people strong