Selasa, 17 Mei 2011

Awas! Akhwat Dilarang Jatuh Cinta!!

Galau gak sih bila ditulis judul seperti itu?

Akhwat dilarang jatuh cinta?? lha memang siapa saya yang berani melarang seseorang untuk jatuh cinta?
apalagi seorang akhwat? yang kita tahu penampilannya kan membuat lembut hati,
yang kita iyakan hijab yang menutupi tampilan tubuhnya menenangkan jiwa,
yang senantiasa melantunkan dzikir hanya untukNya,
yang mencintai saudara-saudarinya just because of Allah Azza wa jalla.

kenapa mereka dilarang untuk jatuh cinta?
bukankah cinta adalah fitrah manusia?
tak pantaskah akhwat jatuh cinta?
bukankah mereka juga punya hati dan rasa?

tapi pernah gak berpikir apakah cinta yang ditautkan pada hati seorang akhwat itu murni?
bersih karena hanya ditautkan untuk Sang Terkasih? yang benar memberikan kecintaan yang paling
sejati di muka bumi?
sudah yakin? pasti? bahwa cinta itu hanya untuk Allah Azza Wajalla?
saat matanya tak jauh memperhatikan lelaki yang belum sah untuknya..
saat cinta seorang lelaki menyapa hatinya, dan bayangan tersebut selalu bergelayut dalam alam fikirnya?


memang cinta itu indah, indah untuk hati yang sedang berbunga, halal bagi mereka yang sudah mensahkan hubungannya di atas perjanjian Ijab Qabul yang disaksikan seluruh orang yang hadir pada pernikahan mereka dan penghuni langit 'Arsy. 
memang cinta akan membuahkan permata rindu, bagi dia yang diizinkan untuk kita lihat wajah teduhnya lekat-lekat, tapi itu surga bagi dia yang sudah menikah, bukan untuk para lelaki bujang yang belum sah untuk menatap kita, melihat hijab kita.


kenapa bisa akhwat jatuh cinta, tapi salah menempatkan cintanya?
biasanya berawal dari terbukanya pembicaraan yang terlalu bebas antara laki-laki dan perempuan, ikhwan dan akhwat,
kemudian berlanjut pada sms-an tausiyah penggugah hati, balas membalas sms yang tiada henti dan senyam senyum yang tak jelas artinya di setiap malam,
telepon-teleponan hingga penghujung malam, mengalahkan kokok ayam..
membuat mereka terlena dan lupa untuk bermunajat padaNya di sepertiga malam.

tahap selanjutnya, memberikan bantuan-bantuan kecil maupun besar.
memberi pinjaman jaket bagi akhwat yang sedang kedinginan, atau khawatir bila akhwat jatuh sakit dan ingin memberikan 'kehangatan' itu lewat jaket yang dipinjamkannya.
akhwat pun merasa Ge Er saat jaket itu spesial hanya dipinjamkan kepadanya, tidak ke yang lain.

keakraban demi keakraban, pinjam meminjam hingga barang yang mungkin agak sedikit pribadi pun dipinjamkan.
setelah itu berlanjut pada pernyataan 'kenyamanan', setelah itu pernyataan cinta yang membuat sang akhwat jatuh cinta, setelah itu tralala trilili...
mereka rela menjual perasaan dan hatinya yang berharga, rela menggadaikan cintaNya hanya untuk cinta manusia yang semu.. na'udzubillah..

Huff, miris bila mendengar kisah mereka para akhwat yg jatuh salah menempatkan cintanya,
yang rela menyingkap hijabnya karena terenyuh atas rayuan gombal pria yang mengatakan mencintainya dan berjanji akan menikahinya suatu saat nanti. atau memberikan pertanyaan aneh: Don't u wanna be a part of my life then? *iuuuuuuhhh*

geli melihat mereka yang saling membasuh wajah di depan khalayak yang sebenarnya mereka tahu bahwa tak pantas mereka melakukannya.
geram saat melihat tubuh mungil itu digelayuti oleh lingkaran pelukan lelaki kasmaran yang menjanjikan akan terus mendampingi si akhwat hingga akhir hayat, dan tak kan melihat wanita lain masuk dalam daftar cintanya, karena lelaki itu bilang ia bersungguh-sungguh mencintai sang akhwat.
 
ya Allah akhwat, tak bisakah kita belajar dari ananda Fatimah Azzahra radhiallahu'anha, yang pandai menyembunyikan rasa cintanya kepada Ali bin abi Thalib radhiallahu'anhu, hingga akhirnya Allah menghadiahkan Ali sebagai pendamping hidupnya hingga akhir hayatnya?
tak mengertikah kita bahwa Allah sudah menuliskan dia yang akan menjadi imam dan pendamping kita di Lauh MahfudzNya, jauh sebelum bumi Allah ini Ia ciptakan?

pernahkah para akhwat itu berpikir bahwa hati mereka lebih berharga dibandingkan harus diberikan kepada lelaki penuh rayuan, penuh memuji padahal tak harus banyak memuji, memberikan perhatian lebih pada batas kewajaran, tapi belum tentu dialah yang akan menjadi imamnya?

harusnya malu, saat hijab ini melekat dan menutupi auratmu, lalu kau dengan sukarelanya membiarkan itu tersingkap dan diperlihatkan kepada lelaki yang hanya berikrar bahwa ia berjanji akan menikahimu tapi belum tentu Allah juga berkehendak seperti itu.

lantas? apa jadinya hati seorang akhwat itu, ketika tiba-tiba lelaki itu mencampakkannya.
mengatakan bahwa hubungan sudah tidak cocok lagi dan tidak akan mungkin perasaan - perasaan itu menyatukan dua insan tersebut?
yang lebih parah lagi adalah saat lelaki itu mengatakan alasan pemutusan hubungan tersebut adalah karena ingin merubah diri menjadi diri yang lebih baik dan hanya ingin menunggu takdir dari Allah untuk wanita yang memang Allah gariskan untuknya, namun di perjalanan mata tak jauh dari melirik akhwat yang lebih 'sempurna' penampilannya. Na'udzubillahi min dzalik.

bayangkan bagaimana jiwa yang terguncang, hati yang tersakiti, perasaan bersalah dan menyesal yang berkecamuk, karena merasa sudah dicampakkan?
penderitaan yang tiada henti , kegelisahan, dan air mata penyesalan yang tiada henti atas cintaNya yang ternodai.

STOP ukhti!!! bagi kalian yang sudah pernah merasakannya, matikan rasa-rasa itu secepatnya!
jadikan ini ujian dari Rabbmu..
Matikan rasa itu secepatnya! secepatnya!
Pasang tembok pembatas antara kau dan dia..
Pasang duri dlm hatimu agar rasa itu tak tumbuh bersemai..
Cuci dgn air mata penyesalan akan hijab yg tersingkap..
Putar balik kemudi hatimu, agar rasa itu tetap terarah padaNya..
Pupuskan rasa rindu padanya dan kembalikan dalam hatimu rasa rindu akan cinta Rabbmu..


bagi kalian yang belum pernah,
isi hati dengan selalu dzikir padaNya,
beristighfar sebanyak mungkin
untuk menghapus hasrat-hasrat yang mungkin pernah tertancap dalam fikir.
Biarkan Allah yang mengaturnya.
Karena skenario Allah Maha Luar Biasa indah..
tapi kitanya saja yang suka ngeyel dan memaksakan kehendak.

Bila akhwat tahu, Allah itu Maha cemburu. Marah saat hambaNya meletakkan cintanya tidak pada tempatnya, tidak untuk Sang Pencipta.. padahal Allah sudah memperingatkan dalam firmanNya:
 "Dan katakanlah pada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya) kecuali yang biasa terlihat.........." (QS: 24: 31)
Lagipula, masih banyak agenda da'wah yang menunggu kita untuk membahasnya dan mengkonkretkan gerakannya, ketimbang harus mempersoalkan tentang jatuh cinta. ;)
Tenanglah ukhti,, tulang rusuk tak kan tertukar kok.. :)


untuk kalian para lelaki, para ikhwan, kaum adam yang mendadak menjadi pujangga..
hapus rencana jahat kalian yang mengatasnamakan cinta,
STOP mendekati perempuan yang belum sah menjadi milikmu yang belum tentu Allah takdirkan untukmu..
Gak ada tuh yang namanya main take-take-an
bila sudah ada niat dan sudah siap ya maju, khitbah secepatnya, segerakan akad!!
kalau hanya niat namun belum siap ya relakan sajaaaa...!
bukankah benar apa kata Salim A Fillah sesuai kisah Ali r.a:
"Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan"

 Lagipula, tegakah kalian melihat akhwat yang sudah pernah kalian iming-imingkan ikatan pernikahan, lantas kalian campakkan begitu saja, karena sudah tak ada lagi rasa itu di dalam hati kalian?
Asal kalian tahu, banyak para akhwat itu yang akhirnya putus asa, larut dalam penyesalan, hilang dari dunia karena tak ingin aibnya menodai pernikahan yag harusnya suci mereka dapatkan. lantaran dahulu mereka rela memberikan kesucian hijab itu kepada laki-laki tak bermoral. yang mengatasnamakan iman.. na'udzubillah..
Bayangkan itu adalah saudara kandung perempuan kalian sendiri!!



kalo saya, saya tak ingin jatuh cinta, karena "jatuh" itu menyakitkan!! saya hanya ingin membangun cinta bersama ia yang akan datang nantinya. karena membangun cinta itu indah, terutama cinta karena Allah.

Minggu, 01 Mei 2011

Proposal Untuk Anak

Malam ini saya masih berkutat dengan laptop kecilku. Tak ada sesuatu yang luar biasa memang sebelumnya kuketikkan pada tuts tuts keyboardku.. Hanya saja, setelah membaca sebuah notes teman, bersumber dari cerita yang Ia dapatkan dari seorang sahabat, menjadi begitu bergairahnya diri ini untuk kembali menceritakan apa yang telah saya baca. Dan betapa tulisan itu kembali membuat saya berpikir untuk mengenang, dan me-rewind tentang kekuatan VISI hidup. Sudah menjelma sebagai apakah ia?
Kali ini tulisan yang menggugah saya itu, berbicara tentang anak. Membuat proposal untuk anak. Proposal untuk anak?
Ya, awalnya pun saya juga bingung, apa maksudnya? Sementara orang selalu berbicara bagaimana caranya membuat proposal nikah yang indah dan menarik perhatian para pujangga pencari cinta, orang sibuk memikirkan kapan Ia akan dilamar, atau kapan seorang akan melamar seorang akhwat, kali ini tulisan itu malah membuat saya kagum setelah keheranan saya –tentu saja- bahwa sambil menunggu dia yang ditakdirkan akan datang pada kita pada waktunya, maka susunlah rancangan kesuksesan dalam hidup, khususnya, akan menjadi apa anak-anak yang telah kita lahirkan? Apakah mereka akan menjadi generasi penerus dan selalu memberikan perbaikan-perbaikan di segala lini? Apakah keluarga kita, anak-anak kita kah yang menjadi contributor aktif peradaban dunia. Apakah peraih nobel perdamaian dunia salah satunya adalah anak-anak yang kita lahirkan dan kita selalu mendidiknya dengan penuh kasih sayang?
Harusnya kita bukan lagi sibuk dengan siapa yang akan menjadi calon istri/ calon suami kita. Sudah bukan cerita langka lagi saat seorang akhi sibuk membuat kriteria ukhti yang akan menjadi calon pendamping hidupnya kelak. Ketika mulai berumah tangga, maka baru mulailah merancang situasi kehidupan mereka berdua, rumah tangga, dan anak-anak mereka. Tapi mungkin tak banyak yang berpikir dari awal saat masa lajang, sudah sibuk dengan rancangan proposal anak-anak yang akan lahir dari keluarganya, kemudian mengajukan proposal itu kepada Allah SWT dan berharap bahwa Allah akan meng-ACC nya lewat doa-doa yang selalu ia panjatkan.
Ketika sepasang suami istri menjalankan biduk rumah tangga, maka harapan utama mereka adalah melahirkan keturunan sebagai penerus generasi. Harapan mereka, anak yang dilahirkan akan menjadi anak yang shaleh dan shalehah memenuhi cita-cita kedua orang tuanya dan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, negara dan agama. Anak diharapkan menjadi ”cahaya mata” dalam keluarga. Namun seperti apa gambaran ”cahaya mata” ini, sebenarnya tergantung dari bagaimana orang tua membentuk dan mengarahkan. Apakah perlakuan orang tua terhadap anak sebagai ”cahaya mata” telah tepat?
Masalah bangsa ini terlalu banyak, maka dibutuhkan generasi unggul untuk bisa menyelesaikan berbagai masalah bangsa. Salah satu ikhtiar penting yang harus dilsayakan oleh kita hari ini adalah, kita harus merancang generasi masa depan yang akan menjadi solusi bagi permasalahan bangsa.
Sharing dengan tulisan yang tadi, beliau menulis seperti ini, bahwa sang ustadz bercerita, bahwa beliau punya seorang guru dengan gelar doktor saat masih belajar di LIPIA. Guru beliau ini bercerita bahwa dirinya punya sepaluh saudara. Habatnya, sepuluh saudaranya adalah doktor dan pakar di bidangnya masing-masing. Itu belum seberapa karena ayah dan kakek dari guru ini juga terdiri dari sepuluh bersaudara dan semuanya pakar di bidang masing-masing dan semua bergelar doktor. Jadilah kelas ustadz riuh kagum dengan keluarga sang guru. Diskusi dalam kelas itu akhirnya berlanjut dengan pertanyaan, bagaimana keluarga sang guru bisa sehebat itu? Sang guru menjawab, karena orang tua mereka telah membuat proposal rancang kehidupan untuk anak-anaknya sebelum mereka lahir, bahkan sebelum berada dalam kandungan. jadi orang tua sang guru, telah membuat rancangan, anak pertama jadi pakar di bidang ini, anak kedua jadi pakar di bidang itu, anak ketiga jadi pakar di wilayah ini, begitu seterusnya sampai anaknya yang kesepuluh. Rancang proposal itu kemudian diajukan kepada Allah swt dan alhamdulillah Allh swt meng- acc semua proposalnya.
Di dalam Al-Qur'an ada tiga orang yang telah di ACC oleh Allah bagaimana kehidupannya di dunia sebelum mereka lahir bahkan sebelum mereka berada di alam rahim. Ketiga orang tersebut adalah : Maryam binti Imron, ibu dari nabi Isa 'alahissalam; Yahya bin Zakariya 'alaihissalam; dan Muhammad Saw.

Proposal yang diajukan oleh Bu Imron (tidak disebutkan dalam Al Qur'an siapa nama istri Imron) untuk Allah atas anak yang sedang dikandungnya tercantum dalam surat Ali Imron ayat 38 - 39

(Ingatlah), ketika isteri 'imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya saya menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padsaya. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Maka tatkala isteri 'imran melahirkan anaknya, diapun berkata:
"Ya Tuhanku, sesunguhnya saya melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya saya telah menamai dia Maryam dan saya mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."

Baitul maqdis saat itu mirip seperti masjid zaman ini. Megah tetapi miskin pengunjung. Keluarga Imran ingin menjadi solusi bagi permasalahan umat. Maka dinazarkan dan diajukan kepada Allah sebuah proposal agar anak yang dikandungnya nanti menjadi pengabdi baitul maqdis. Allah swt kemudian melahirkan maryam yang menjadi solusi umat, bahkan maryam melahirkan seorang nabi.

Orang kedua yang telah di acc oleh Allah swt rancangan proposal hidupnya oleh Allah Yahya bin Zakariya. Zakariya adalah guru dari Maryam binti Imran. Zakariya selalu menyaksikan kemu'jizatan pada diri Maryam selama dalm proses belajar.  Diantara kemu'jizatan itu adalah selalu hadirnya makanan setiap kali Zakariya akan mengajarkan ilmu pada Maryam.
Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS 3 : 37)

Karena kekaguman Zakariya pada Maryam, maka Zakariya berkunjung kepada orangtua Maryam dan bertanya apa resepnya sehingga Maryam menjadi seorang perempuan yang salehah dan menjadi kekasih Allah..setelah mendapat resep dari keluarga Imran, mulailah Zakariya berdoa dan mengajukan proposal pada Allah agar diberikan seorang putra. Padahal saat itu Zkariya telah tua dan istrinya mandul. Tetapi akhirnya Allah mengabulkan proposan Zakariya dan lahirlah Yahya yang juga seorang Nabi Allah. Allah swt mengabadikan kisah ini dalam surat Ali Imron ayat 38-40

Di sanalah Zakariya mendo'a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah saya dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do'a"

Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melsayakan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".

Zakariya berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana saya bisa mendapat anak sedang saya telah sangat tua dan isteriku pun seorang yang mandul?". Berfirman Allah: "Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya".
Berkata Zakariya: "Berilah saya suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".
 Selanjutnya, orang yang telah di acc proposal hidupnya oleh Allah sejak sebalum lahir adalah Nabi Muhammad saw. Bahkan proposal hidup Rasulullah di acc ribuan tahun sebelum Rasulullah saw lahir. Proposal itu diajukan oleh kakek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim 'alaihissalam
"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana" (QS 2 : 129)
 Itulah doa nabi Ibrahim untuk nabi akhri zaman, seorang nabi dengan tugas utama dalam hidupnya membacakan Al Qur'an, mengajarkan Al Qur'an, mengajarkan hikmah, dan menyucikan jiwa atau sering dikenal dengan aktifitas tarbiyah.
 Allah pun meng-acc doa Nabi Ibrahim ini dengan, salah satunya disebutkan dalam surat Al Jumu'ah ayat 2 - 3 :
 Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,  dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah benar-benar meng-acc permohonan nabi ibrahim yang contennya adalah misi hidup Muhammad, yaitu mentarbiyah umat dan menjadikannya guru peradaban dunia.
            Maka dari itu, kita harus mulai merancang nantinya akan memiliki putra-putri dengan kualifikasi seperti apa. Terlalu banyak masalah bangsa ini untuk diselesaikan. Maka jadikan keluarga kita menjadi solusi dengan menghadirkan generasi terbaik. Susun proposal itu kalau bisa sebelum menikah, jadi kita tidak perlu sibuk dengan kriteria istri/ suami kita nanti seperti apa. Ajukan saja kepada Allah proposal anak-anak kita sehingga kita akan dipertemukan dengan ibu atau bapak yang sesuai untuk menghasilkan generasi yang sudah kita rancang. Kalaupun sudah menikah, bisa dirancang sebelum istri hamil atau paling lambat sebelum usia kehamilan 120 hari karena kalau dirancang setelah usia tersebut sesungguhnya Allah telah menuliskan perjalanan hidup anak tersebut.
Buatlah rancangan yang konkret untuk masing-masing. Mintalah pada Allah agar mereka menjadi expert di bidang tertentu dan bisa menyelesaikan masalah umat.
Maka dari itu ikhwahfillah, kembali lagi kita revisi rancangan visi hidup kita, dengan menambahkan rancangan proposal untuk generasi yang kita lahirkan. Kemudian, ajukan itu pada Allah SWT, biar Allah saja yang akan mengaturnya kemudian.
Wallahu a’lam bishshowab