Jumat, 31 Desember 2010

Mencium Kembali Ayatullah..

KANGEN MASA-MASA ITU...
Bismillahirrahmaanirrahiiimmmm
Famallam yazid fashiyaamu syahroini mutataabi’aini minqobli ayyyatamaaassssaaaaa’.. Famallam yastathi’ fa ith ‘aamusittiiina miskiinaa.. dzaalika litukminuu billaahi warosuulih..watilka huduudullaah..walil kaafiriina min’adzaabin aliiiimm…

“Bener mbak, lanjut lagi ayat ke lima”, kata seorang adik kelasku membenarkan hafalan suratku saat muroja’ah bersamanya ba’da shubuh. Rutinitas yang dilakukan para santri boarding school setelah sholat berjama’ah shubuh. Kalo kata ustadzahnya bilang, menghafal atau muroja’ah, bagusnya di waktu shubuh atw ba’da shubuh. Saat energi-energi positif dan udara-udara baik masuk ke dalam tubuh..itulah berkahnya ada aktivitas qobla dan ba’da shubuh.

Dan Itu sudah tujuh tahun yang lalu..
Lalu.. bagaimana kabar adik kelasku yang mengetes hafalanku itu? Apakah ia makin sholihah?makin banyak hafalannya lebih dariku? Apakah ia masih berhijab? Huufff,,tak taulah.. semoga keberkahan rahmat Allah tetap menaungi dirinya..amiiin..

Rutinitas –rutinitas positif itu sedang kuingat-ingat sekarang. Muroja’ah, menambah hafalan, saing-saingan sama teman untuk banyak-banyakan hafalan surat di kitabNya yang penuh dengan mukjizat, bersaing siapa yang paling cepat menyetor hafalan kepada ustadz yang hafidz, bahkan disetrap karena tidak melakukan tugas sebagai murid yang nurut..- disuruh berdiri jewer telinga teman dengan satu kaki ngengkang karena main kapal-kapalan di kelas tahfidz- :p (berlomba-molba dalam kebaikan itu gak apa kan? Walau tidak tw apakah dengan cara diem2an sesama saudara untuk bisa meraih gelar hafidz itu diperbolehkan)

*Tapi kan masih keciilll, jadi tidak apa, kan sedang belajarrr :p*

Tapi kalau mengenang itu semua,,jadi kangen..kangeeeennn sekali dengan mereka yg mungkin merasa dituntut untuk banyak menghafal, kangen pada masa ada seorang adik kelas yang sudah lebih dulu menghafal juz 28 ketika beliau SD, dan merasa tersaingi apabila tidak bisa menghafal 1 juz tersebut. Karena terobsesi untuk mengalahkan sang adik kelas, hanya dalam 1,5 bulan, juz 28 habis dilahap dan selesai disetorkan kepada ustadz.

“Mumtaz,,mumtaz”, begitu saja komentar ustadz..tapi itu sudah membuat akhwat kecil itu senang dan bahagia.. Yes! Akhirnya aku hafal! Lanjuuuttt..
Euforia menghafal dan muraja’ah hafalan begitu kental dan terasa saat ada tuntutan dari seorang ustadz karena akan masuk nilai pelajaran. Namun di sisi lain, pihak sekolah mengajarkan semangat menghafal kepada anak didik mereka. Apa yang dirasakan saat itu adalah, begitu senangnya saat dapat menjadi yang lebih baik dibandingkan lainnya dalam menghafal al-qur’an..

Begitu senangnya saat bisa menambah 1 juz dalam kurun waktu 2 bulan menunggu pengumuman masuk atau tidaknya di sebuah sekolah negeri favorit. Surat al-waqi;ah menemani dalam debar-debar menanti pengumuman masuk atau tidaknya NEM warga Bekasi di sekolah Negeri Jakarta.
Kalau mengingat itu, betapa malu rasanya tidak dapat menambah banyak hafalan mulai dari SMA hingga penghujung akhir masa perkuliahan sekarang.. aktivitas yang bejibun dan padat melalaikan diri untuk berusaha menghafal dan mengulang hafalan. Semangat-semangat saat ingin memperoleh kebaikan dan kesuksesan duniawi dengan menghafal dan mengulang hafalan itu luntur begitu saja..

Betapa malu kepada mereka para akhwat dan ikhwan yang berusaha menambah hafalan mereka setiap hari, berusaha menjaga perilaku mereka karena khawatir apabila melakukan maksiat sedikit, hafalan yang sudah lama dijaga, hilang begitu saja. Betapa wajah ini merah saat ditanya, sudah berapa juz Alqur’an yang kau hafal? Keren ya, bisa hafal segitu banya..betapa malu…malu..malu..
Malu karena sekarang tertatih tatih untuk kembali mengulang hafalan yang sudah banyak lupa.. malu karena tidak banyak muroja’ah untuk menjaga tiap-tiap ayatnya..

Kangen sekali..benar-benar rindu, setor hafalan bersama teman..berlomba-lomba untuk mendapatkan hafalan surat terbanyak. Walau sekarang usia bertambah, namun hafalan itu tidak bertambah banyak..segitu-gitu saja.. 

Apa yang menyebabkan seseorang tidak bisa menambah hafalannya?

Apa yang menyebabkan seorang muslim lupa dengan hafalan-hafalan yang pernah ia berjuang untuk dapat menghafalnya?

Tak lain adalah karena komitmen diri untuk dapat menjaga hafalan tersebut sedikit, bahkan tidak ada sama sekali. Tak lain adalah karena niat mereka menghafal Al-qur'an bukan semata-mata untuk Allah ta’ala..ada hal lain yang membagi kecintaan kita kepada alqur’an dan Allah. Sehingga hafalan tersebut hanya selintas melesat dalam kehidupan and then gone!

Just Ignore guys..when u try to keep quran on ur mind because someone or something, it will be dissapear soon or slowly.. watched that..

Sebelum bisa menjaga hafalan Alqur’an, belajarlah untuk mencintai Alqur’an. Cintai ia layaknya kecintaan kita kepada manusia. Atuuu,,cintai Allah, maka Allah akan dengan adil membagi dengan sempurna kecintaan-kecintaan kita pada yang lainnya. Khususnya kecintaan kita pada Alqur’an.

Saya ingin sekali masuk kategori orang-orang yang dapat meraih syurgaNya karena hafalan saya yang banyak dan terjaga. Orang-orang yang persis di belakang Rasulullah karena banyaknya ayat yang dia hafal dan dia jaga.. karena para penghafal Qur’an pun tidak pernah lelah apalagi berhenti untuk mendapatkan cinta Rabbnya… begitu juga dengan saya, kamu juga seharusnya, kita dan kalian semua.

Bukan karena aktivitas yang padat, kerjaan numpuk, sripsi yang belum rampung (:p) yang membuat kita lalai untuk menghafal dan muroja’ah tiap-tiap hafalan kita. Dan ingat, muroja’ah karena hanya ingin terlihat hebat atau baik di depan orang lain itu sia-sia..karena hanya pujian orang yang kita harapkan mereka memuji kita sajalah yang didapatkan. Namun TIDAK untuk pahala Allah bagi kita para penghafal RIYA.. Na’udzubillahi min dzaalik..

Oleh karena ituuu…
HAYOK MENGHAFAL DAN MUROJA’AH!!!! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar